Showing posts with label hidup. Show all posts
Showing posts with label hidup. Show all posts

Sunday, January 11, 2015

Running to the dreams. Zutto, zutto.

Even now I'm still walking towards my dreams. Even now I'm still longing to be in a place where I can work with all my happiness. It's not that I'm not happy right now. I'm happy. But I'm sure I'll be more and more happier if I could grab all my dreams. Of course we might not be able to make all our wish come true. We might not be able to make any of them come to reality. But it doesn't really matter. The most important thing is that I'm running towards them with all my might, without losing my passion, without stray away too far from my way. Even though it doesn't come true, I hope I have no regret because I become someone who throw his/her dreams.
Of course, maybe there were times when I wanted to turn away from my dreams, feeling sooo tired and pessimist. But it's not like I lost hope. I won't let my heart lost hope.

So, now. Alhamdulillah, I just got a key to go one step closer to my dreams. One step closer. And this is a very great chance. Ya Rabb, I hope I can used this chance with all my might. I hope I can walk in the way I longing for. I hope I would be able to work with my favorites. To make my dreams come true. Amen.

Ganbarimasho!

Monday, June 16, 2014

Shiawase wa nani?

Ne, If you ask me what's the most happy moment I have? I can't answer it right away. I notice that I'm happy easily. I'm teary happy just because there's a new update from my favorite manga or fanfic or blog. I'm happy just because spend my day, rolling around on my wood floor, feeling the breeze, and waiting for lunch time, like this. Actually, I find that it's so easy to get little happiness about anything, as long as you enjoy everything. And, through those little happiness', I gather a big picture of my happy life.
And, I'm not like the way I am now, long long time ago. Stuck in the darkness, wished to get amnesia, stresses out my brain, sooo bad that I could barely speak, never mind about genuine laugh. Oh, no, I notice that I dont really remember my past. Hahah, age surely got me.
I'm most happy, not when I was gazing senpai on break-time. No. My most happy moment, was when I hang out with all my family without having any worries. When I have all my family as my family.
And so, when my life crushed, all of that seems to faded slowly. And I lost my self. But it doesnt matter anymore. I've get up. I've grown. I know that hatred will give me nothing. I know that Allah wont change me if I dont change myself. I found a dream. I found a place where to go home. I found warm places, warm persons, and I'm sooo happy because I decide to keep walking. I'm happy to be in this "dien". I'm glad my parents sent me to TPA (Al-qur'an Education Garden), so I know the meaning of Al-Insyirah surah. I'm glad I have faith to Allah SWT, and believe that,
{So verily with every difficulty there is relief. Verily with every difficulty there is relief.} (Al-Inshirah 94:5-6)
Everytime I feel down, I remind myself of this ayah. It's calmed me down. Always.
I'm glad to be myself. I'm glad I was born in this family. I'm glad I was born as moslem. I'm glad I was school in every school I've enter. I'm glad I could meet some very good friends. I'm glad to be myself. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

*aaah... what's wrong with me today? Just remember bad things, and then suddenly all of those good things pop up. Thank's for the life You give to me. May I'll be able to cherish my life everyday.

Sunday, July 7, 2013

When The Last Sword is Drawn [J-Movie] (2003)


Pertama, ane adalah tipe orang yang mudah menangis jika menonton historical drama/movie. Dan, ane pun menangis saat menonton film When the Last Sword is Drawn. Film ini bersetting pada masa akhir keshogunan Tokugawa, dan menceritakan dua orang samurai, Saito Hajime dan Yoshimura Kanichiro yang keduanya merupakan Shinsengumi. Saito Hajime sendiri diambil dari tokoh nyata Saito Hajime yang menjabat sebagai Kumicho dan instruktur kenjutsu. Sedangkan tokoh utama cerita ini, yaitu Yoshimura Kanichiro, merupakan tokoh fiktif, seorang samurai dari Nanbu yang menghianati klannya untuk bekerja pada klan Shinsengumi yang berpusat di Mibu demi mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya. Ia akan melakukan apapun demi keluarganya. Saito yang awalnya digambarkan sebagai orang yang dingin, pendiam, dan misterius, perlahan-lahan berubah sikapnya setelah bertemu dengan Yoshimura yang supel, baik hati, dan suka tertawa.

[WARNING: Contain Heavy Spoiler]

Awalnya, bagi Saito, Yoshimura tampak sebagai orang yang akan melakukan apapun demi uang, meski itu bukan sesuatu yang terhormat. Namun, Saito terkejut karena ketika ada tawaran untuk membelot dari Shinsengumi dan Yoshimura serta Saito disuguhi uang dalam jumlah besar, Yoshimura menolaknya. Yoshimura saat itu mengatakan, bahwa, sebelumnya ia telah menghianati klannya demi memperbaiki kehidupan keluarganya, dan sekarang, ia tidak akan lagi menghianati tuannya lagi. Seiring waktu, Saito semakin memahami Yoshimura, sosok yang baik hati dan sejatinya ia sangat royal. Ketika keshogunan Tokugawa runtuh, dan era Meiji dimulai, Shinsengumi dianggap kekaisaran sebagai pemberontak. Sisa-sisa kekuatan Shinsengumi yang setia kepada seragam yang dikenakannya pantang menyerah kepada pemerintah.
Dalam suatu pertempuran terakhir bagi pasukan Saito dan Yoshimura, Yoshimura dengan gagah berani menyongsong peluru dari pasukan kaisar. Sebuah pertempuran yang terlihat konyol, karena sudah pasti ia akan mati, dimana pedang melawan senapan. Saat itu Saito berpikir bahwa Yoshimura sudah mati.

Film ini beralur flash back. Saat awal cerita, Saito yang sudah tua membawa cucunya yang demam untuk berobat di dokter. Saat itu ia terkejut melihat foto Yoshimura di rumah dokter itu. Kemudian, mereka pun saling bercerita tentang masa lalu. Cerita tentang sosok Yoshimura yang tidak diketahui Saito serta cerita kematian Yoshimura yang sebenarnya.

Barulah Saito tahu bahwa Yoshimura tidak mati dalam pertempuran itu. Yoshimura masih hidup saat itu, namun terluka sangat parah. Pada saat itu ia menemui Ketua Chiaki, ketua klan yang dulu dihianatinya, yang sebenarnya juga sahabat baik Yoshimura sejak masih muda. Chiaki tahu, alasan Yoshimura pergi untuk membebaskan keluarganya dari kelaparan. Namun posisi Chiaki yang ketua klan tidak bisa begitu saja menerima Yoshimura yang luka parah, karena saat itu Shinsengumi merupakan musuh pemerintah, dan melawan pemerintah akan mengakibatkan klannya ditekan oleh pemerintah. Demi persahabatannya selama bertahun-tahun, Chiaki diam-diam membawa Yoshimura masuk ke rumahnya. Ia merasa malu pada sikap Yoshimura yang kembali ke klan yg dihianatinya. Menurutnya, seharusnya ia mati dalam pertempuran sebagai seorang samurai. Chiaki memberikan pedang bagusnya pada Yoshimura, mengingat pedang Yoshimura sudah bengkok dan jelek. Ia meminta agar Yoshimura melakukan Harakiri, dari pada membuat malu dan mencoreng riwayat samurainya sendiri.
(Oke, pas disini gw nangis... deres. Sial.)
Yoshimura, duduk di beranda. Chiaki, sambil menahan air matanya, membuatkan nasi kepal untuk dimakan Yoshimura sebelum harakiri. Menurutnya, agar bisa mati secara layak, orang harus makan lebih dulu. Yoshimura mengingat keluarga yang ditinggalkannya. Melihat nasi itu, ia ingat, bahwa itu adalah nasi Nanbu, nasi dari kampungnya, yg rasanya sangat lezat. Ia ingin pulang ke Nanbu, melihat istri dan anaknya lagi. Istrinya dulu pernah ingin bunuh diri untuk mengurangi beban keluarga, agar mulut yg diberi makan berkurang (Oke, tambah deres air mata gw).

Pada akhirnya, Yoshimura melakukan Harakiri. Tapi, ia tidak menyentuh nasi itu, ataupun memakai pedang yang bagus. Padahal, Chiaki benar-benar ingin ia harakiri secara layak. Tapi, hingga akhirpun, Yoshimura msih saja memikirkan keluarganya. Ia ingin memberikan pedang itu pada anaknya, kaichiro, dan ia tidak ingin pedang bagus itu ternoda oleh darah harakirinya.

Selanjutnya, Kaichiro, mengikuti jejak ayahnya, ikut berperang melawan pemerintah. Chiaki yang berubah pikiran karena kematian sahabatnya, angkat suara, menyatakan tidak terima dikatakan sebagai pemberontak kaisar, dan membawa Nanbu sebagai penentang pemerintah.

Anak Chiaki, si dokter ini, selamat karena ia tetap tinggal di rumah, bersama anak perempuan Yoshimura, Mitsu, yang sekarang menjadi istrinya. Saat tahu bahwa Mitsu adalah anak Yoshimura, Saito berair mata melihat Mitsu sekrang sudah dewasa dan menjadi dokter bersama suaminya. Bagi Saito, Yoshimura adalah orang yang tidak mungkin dilupakannya.

Saturday, April 28, 2012

Mengintip Ramuan Sakti Nyai Ponjen

Nyai Ponjen. Siapakah orang ini? Ramuan Apaan sih? Pelet mbak bro???
 
Hahaha, lebaynya, beliau adalah tabib sakti mandraguna di kampung saya. Nggak pernah ketemu sih, orangnya udah almarhum. Cuma, tadi pagi sebelum berangkat kuliah, ane kebetulan mendengar kisahnya dari emak ane yang lagi beli jamu gendong.

Nyai Ponjen adalah tukang jamu di kampung saya. Orang yang minum jamunya nyaris dijamin sembuh. Tapi, emak saya nggak doyan jamunya. Bukan karena nggak enak, yang namanya jamu mana ada yang enak. Tapi karena emak saya ngeliat bikinnya. Super jorok. Dalam bayangan saya, langsung terlintas bayangan Pipiyot (tau kan? penyihir jahat lawannya nirmala di majalah BOBO) begitu mendengar gimana cara Nyai Ponjen membuat jamunya. Karena diantara ramuannya, Nyai Ponjen menggunakan bahan mentahan yang ditumbuk layaknya rujak bebek: cacing, kecombrang, kecebong, semut rang rang 3, dan, yang paling penting dan selalu ada: ludah sakti Nyai Ponjen.

Geeh.

Nah, karena saya ingin tahu, sungguhkah kesemuanya itu bisa menyembuhkan penyakit?
Oke, saya coba tanya ke yang lebih tahu dan lebih sakti mandraguna, meskipun bisa menyesatkan: MBAH GOOGLE. Nah, karena takut menyesatkan, ane berusaha untuk mempertanggungjawabkan tulisan ini (caelaah) dengan menyertakan sumber sebisanya, sebisanya saya cari dari jurnal atau artikel2 ilmiah lainnya (klik angka di tiap akhir paragraf), hahaha. Karena keterbatasan ilmu juga, silahkan apabila agan-agan ingin menunjukkan ke jalan yang lurus, nuhun.

Osshhh! Ayo kita mulai! \(>0<)/


KECOMBRANG

Kecombrang atau nama latinnnya Etlingera elatior atau sinonimnya Nicolaia speciosa adalah anggota dari suku Zingiberaceae (suku jahe-jahean).
Daun dari tumbuhan Genus Etlingera memiliki kandungan penghambat tirosinase yang tinggi, aktivitas antioksidan yang tinggi, dan sifat antibakteri yang tinggi, sehingga bisa dikembangkan menjadi produk pemutih kulit dan bahan pengawet alami untuk menghambat pembusukan makanan. 1

Daun spesies Etlingera menunjukkan aktivitas antibakterial terhadap bakteri Gram-positive tapi tidak pada bakteri Gram-negative. 2

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram-positif adalah Anthrax (Bacillus anthracis), impetigo, keracunan makanan, bronkitis, pneumonia/radang paru, meningitis, karies gigi, enteritis, listeriosis, tetanus, botulisme, difteri, tuberkulosis, jerawat, pneumonia. (dari wikipedia)
Sementara contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram-negatif adalah tipus oleh bakteri Salmonella thypi. Jadi, sepertinya kecombrang tidak bisa digunakan untuk penyembuhan sakit panas akibat tipus, tapi mungkin sakit panas akibat bakteri lainnya.



Hampir seluruh bagian dari tumbuhan ini bisa dimanfaatkan. Dalam kecombrang terkandung zat aktif seperti saponin, flavonoida, dan polifenol. Zat aktif tersebut dikenal sebagai deodoran alami yang akan mengurangi bau badan yang kurang enak bagi orang yang mengkonsumsinya. Kecombrang juga kaya vitamin dan mineral. Khasiat lain dari kecombrang adalah memperbanyak ASI, dan pembersih darah. Hal ini sangat baik bagi ibu yang sedang menyusui. Di beberapa kalangan masyarakat, kecombrang dipercaya sebagai penetral kolesterol (Artikelpopuler, 2010). 3
E. elatior juga memberikan efek antioksidan yang kuat melawan lead-induced hepatotoxicity. 4


hmm... manfaatnya sangat banyak. Tidak salah kecombrang telah lama dipercaya sebagai obat tradisional masyarakat Indonesia dan melayu. Hoho. Mantap Nyai Ponjen! >.<

CACING

Cacing yang dimaksud disini adalah cacing tanah alias Pheretima sp yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Sudah banyak yang mengakui khasiat cacing tanah dalam menyembuhkan penyakit, karena itu sekarang bagi yang jijik makan cacing langsung sudah ada versi kapsulnya yang dijual.
Nyok kita ulas lagi, hihi.

Menurut para ahli cacing, Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp.
Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan, bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini.

Di antaranya dapat untuk menyembuhkan typus, menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan nafsu makan dan juga mengobati infeksi saluran pencernaan seperti disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag.

Di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Hongaria, dan Filipina, cacing dipakai sebagai bahan campuran biskuit dan minuman penyegar. Hewan ini juga digunakan sebagai obat seperti antipyrn, antipyretic, dan antidote.

Sejumlah zat yang bermanfaat bagi manusia memang terkandung di dalamnya. Ditambahkan, cacing tanah juga mengandung 15 jenis asam amino esensial dengan kadar yang sangat tinggi. Zat ini biasa digunakan untuk menyempitkan atau melebarkan pembuluh darah.

Penelitian lainnya mengatakan, pharetima mengandung mineral dan sejumlah asam anorganik. Selain itu, binatang ini juga mengandung lumbrofebrin, lumbritin, terre strolumbrolysin, xanthine, adenine dan hypoxabthine.
1.800 Spesies Dari penelitian laboratorik pun menunjukkan pheretima mempunyai khasiat terhadap sistem saraf (menenangkan, menghilangkan kejang, menurunkan panas, menghentikan nyeri), terhadap sistem kardiovaskular (menurunkan tekanan darah, menormalkan denyut jantung yang tidak teratur), terhadap sistem imunologi (meningkatkan daya imun), melebarkan saluran pernapasan (sebagai bronchodilatator), terhadap sirkulasi darah (mencegah pembentukan trombus, mencegah pembekuan darah, menghancurkan trombus), anti tumor (ekstrak pheretima 912), merangsang otot polos uterus, membunuh sperma binatang percobaan.

Cacing tanah di dunia telah terindentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau dilong) yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. 5

Hm... kecombrang efektif sebagai antibakterial bakteri gram-positif,,, trus cacing bisa sebagai antibakterial bakteri gram-negatif... ane nggak begitu paham sih, tapi sepertinya itu komposisi yang bagus? Maaf ane bukan orang farmasi, tak berani ngomong, takut salah.. hehe.

 KECEBONG

 Hmmm... mbah google sepertinya juga belum dapet info soal ini sebagai obat... tapi memang ada orang-orang yang memakan, dan juga menggunakan kecebong secara eksternal di Cina untuk pengobatan. Beberapa penduduk di Henan, Cina, percaya bahwa memakan kecebong mentah-mentah dapat mengobati penyakit kulit. 6 Hal ini menjelaskan tindakan seorang nenek yang memaksa cucunya, Pang Pang, menelan lebih dari 100 kecebong untuk menyembuhkan ruam-ruam di kulitnya. Meskipun kemudian ternyata hal ini malah berakibat fatal, anak tersebut sakit (jelaslah, hahaha). 7

Namun, ane sendiri belum menemukan artikel ataupun penelitian mengenai manfaat memakan kecebong untuk kesehatan. Justru yang ada malah penyakit akibat parasit dari larva cacing pita Spirometra sp. Larva cacing ini dapat ditemukan pada katak dan kecebongnya, serta ular. Memakan daging katak atau ular yang tidak dimasak hingga matang betul, bahkan mentah-mentah, menyebabkan berpindahnya larva cacing ke tubuh manusia. Akibatnya, orang terkena penyakit Sparganosis. Dari sebuah penelitian di Provinsi Henan, Cina, 11.93% kecebong terinfeksi plerocercoids (bentuk larva akhir dari Spirometra sp.) dan 3.53%  cyclops (sejenis copepoda, ane gak tau nama lokalnya) terinfeksi procercoids (bentuk larvanya juga).
 Karena itu, memakan kecebong hidup beresiko tinggi terinfeksi plerocercoid dan harus di hindari. Hal ini berlaku sama pada katak atau ular, yang kita tahu sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina. Selain itu, meminum air mentah yang mengandung cyclops beresiko ringan terkena sparganosis. 8

Sementara itu, sebuah penelitian studi komposisi zat kimia pada kecebong dengan analisis kimia dalam Journal of Henan College of Traditional Chinese Medicine, komponen terpenting yang didapat adalah β-sitosterol. 9
Eh, tapi... hasil pencarian ane lebih lanjut, Beta-sitosterol merupakan subtansi pada tumbuhan yang mirip dengan kolesterol, contohnya bisa kita temukan pada alpukat. Kok bisa ada di kecebong? Apa itu lumrah? *hmm, nggak ngerti.  Maaf, karena saya nggak ngerti bahasa cina, dan nggak punya akun buat liat full pdf jurnal di atas, saya nggak bisa ngomong apa-apa, haha. (jadi malu).
 Beta Sitosterol bermanfaat untuk memblok penyerapan kolesterol, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ada juga yang menggunakannya pada kulit untuk mengobati luka dan luka bakar. Segudang manfaat Beta-sitosterol lainnya bisa ditemukan di sini

Waduh, mas bro, mbak bro, ternyata bahaya ih... Mungkin Nyai Ponjen mendengar kabar ini dari orang cina, bahwa kecebong bisa menyembuhkan penyakit. Tapi sepertinya resikonya sangat besar... fufufu.



SEMUT RANG-RANG 3

Kenapa semut rang rang nya harus tiga? Wakaranai~ mungkin untuk mengikuti sunnah Nabi? @.@
Kalau sarang semutnya yang dimanfaatkan, atau juga kroto nya (campuran larva dan pupa semut rang rang), mungkin kita sudah sering dengar karena sekarang lagi booming juga usaha ternak semut rangrang. 

Dari jurnal Harvesting and commercialisation of kroto (Oecophylla smaragdjna) in the Malingping area, West Java, Indonesia, oleh Nicolas Cesard, di Thailand dan Filipina, larva dan pupa semut rangrang asia sudah umum di makan. Rasanya creamy. Yang dewasa juga dimakan; dijelaskan rasanya seperti lemon atau creamy atau asam. Di Maliping, spesies lain dari semut kecil di makan. Oecophylla smaragdina digunakan sebagai obat di India. Di daerah Bastiar (Chhattisgarh), semut dewasa digunakan secara langsung untuk pengobatan rematik, sebagai minyak untuk menyembuhkan infeksi perut dan sebagai aphrodisiac.

Oecophylla smaragdina atau semut rangrang, digunakan oleh vadya (tabib) di Baghadih, Longa, Desa Norhi, untuk nyeri sendi, menyembuhkan lesu setelah demam panjang dari penyakit tipus, gastritis dan bronkitis. Untuk nyeri sendi, sarang digoreng dalam minyak Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata) yang digunakan untuk pijat. Untuk mengatasi kelemahan sakit yang berkepanjangan, telur, larva dan pupa digoreng dengan bawang dan dikonsumsi secara teratur. Semut hidup dihaluskan dengan garam, cabe merah dan minyak mustard dan dimakan dengan Botha bhat (nasi basi) untuk mencegah gastritis. 10

Pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional begitu banyak. Kandungan apa yang ada di dalam semut rangrang yang memungkinkan hal ini? Ane sih cuma tau kalau semut rangrang memiliki kandungan protein yang tinggi, lagi-lagi keterbatasan ilmu... heuuuh.  -____-

LUDAH

Aih, cairan yang satu ini, sepertinya sering muncul dalam pengobatan dan ritual sarat mitos. Bahkan dulu saya pernah nonton film pendek tentang kopi mantan istri yang selalu khas, mantap top markotop, sampe mantan suaminya keingetan terus rasa kopi mantan istrinya ini meskipun udah cerai. Ternyata, rahasianya adalah, si wanita ini selalu memberikan se-cuih dua-cuih ludahnya ke dalam mug kopi suaminya. Iuuuh....

Sebagian besar air liur adalah air, tetapi juga mengandung elektrolit, bakteri, virus, jamur, sekresi dari hidung dan paru-paru, sel-sel dari lapisan mulut dan sekitar 500 protein.

Air liur manusia mengandung sejumlah besar protein yang dapat digunakan untuk diagnosis dan berpotensi besar dalam penelitian klinis dan epidemiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Air liur manusia mengandung sejumlah besar protein yang terlibat dalam respon inflamasi dan kekebalan tubuh. 11

Peneliti Prancis mengatakan bahwa mereka telah menemukan pereda rasa sakit alami pada air liur manusia yang beberapa kali lebih potensial dari pada morphin yang digunakan dalam pembelajaran hewan. Para peneliti menamakan penghambat rasa sakit ini sebagai opiorphin, karena bertindak seperti morphin dan pereda rasa sakit opiate lainnya. Penemuan ini dapat menuntun untuk memperbaharui pengobatan rasa sakit karena opiorphin merupakan molekul yang ada secara alami dan cepat di proses, berdasarkan laboran peneliti di Pasteur Institute, Paris. 12

Jadi, kalau terluka, dijilat aja mbak bro, dalam air liur kita ternyata terbukti memiliki zat yang dapat meredakan rasa sakit. Luar biasa ya. 
Tapi, soal air liur yang dicampur dalam air minum... Hmmm...?

 
Yak, sekian intap intip ramuan Nyai Ponjen. Bukan bermaksud macam-macam, hanya ingin mencari ilmu, hehe. Ane sendiri masih sangat terbatas, karena itu sebenarnya post ini hanyalah catatan pencarian saya melalui Mbah Google.


Haha, Mata ne! d(>,<)b

Sunday, February 19, 2012

Childhood is a blessing

Ngapalin Asmaul Husna

"Ya Rasulullah, Ya Habiballah, tak pernah kutatap wajahmu...
Ya Rasulullah, Ya Habiballah, kami rindu padamu...."

Hari ini aku lagi pusing, dan tiba-tiba ingin menanyikannya. Ya Rasulullah by Raihan. Lagu ini dulu sering di putar dari radio di rumah ku oleh bapakku. Radio yang udah di servis berkali-kali. Radio yang kalo sore dipake buat mengiringi senam sore ibu-ibu jantung sehat di jalanan depan rumah, senam poco-poco. Radio yang kalo pagi ngebangunin ane dengan ceramah dari radio punya Bang Benyamin, Bens Radio. Radio yang dipake oleh ane dan kakak ane buat ngapalin lagu asmaul husna nya Hijjaz karena bapak bilang kalo apal nanti dikasih duit 5 ribu. Cuma kakak pertama ane yang dapet, soalnya adek2nya ogah-ogahan, hahaha.


Lebaran

Di jaman krismon, duit 5 ribu gede lho. Kalo ada yang ngasih duit lebaran 10 ribu, buat ane itu udah gede banget. Karena bapak ane pegawai yang dianggap Abdi Negara (bergaji kecil), sosok Umar Bakri, dan satu-satunya tulang punggung keluarga. Favorit ane waktu lebaran adalah coklat Apollo dari bule ane di Batam. Dulu mah nggak pernah bikin nastar. Paling banter biji ketapang ama kue pastel abon. Kolang kaling juga nggak. Entah karena mama nggak bisa bikin atau kalo nggak salah dulu belom beli oven atau juga mama repon karena anaknya masih unyil-unyil semua, jadi kalo bikin kue cuma goreng-gorengan doang. Oiya, ama kacang goreng. Sekarang mungkin karena anak cewek nya udah gede, udah bisa bantuin, dan anak-anaknya nggak ngerepotin kayak bebek-bebek yang ngintilin emaknya terus, kue-kue lebaran di rumah lebih beragam. Dari nastar bulet, kue lope lope rasa coklat dan original, ampe yang pake topping aneka rasa.

Uwak (alm.)

Dulu, waktu kecil, ane sering bantuin ngerepotin uwak ane di pasar (beliau punya kios sembako). Uwak (alm.) yang sangat baik, yang kalo hari minggu ane ama abang kedua ane sering nyariin ubannya yang dihargai 100 per sepuluh uban. Murah banget ya? Tapi gampang aja soalnya rambut beliau udah hampir putih semua. Jadi, bukannya itu malah menjadi proses pembotakan? ahahaha, ane juga nggak ngerti, yang pasti ane seneng duitnya. Ane sebelah kiri, abang ane sebelah kanan. Bener-benar proses pembotakan, wkwkwkwk. Dulu ane seneng banget maen ke pasar. Bungkusin terigu, bungkusin gula, ngupasin kulit kacang kalo lebaran tiba dan pesanan kacang tampa kulit membludak, meretek-meretekin bawang putih (baca: misahin bawang putih satu-satu). Tapi ane nggak inget entah sejak kapan ane nggak begitu deket lagi ama uwak, mungkin setelah cukup gede, sampai akhirnya kemudian uwak meninggal dunia dengan (insyaAllah) husnul khotimah. Kadang ane mikir, kenapa ya, kok pas sadar ternyata kita udah nggak dekat lagi dengan keluarga, padahal dulunya deket banget. Kapan mulanya? Apa sebabnya? Nggak inget,,, mungkin karena udah mulai gede jadi mainnya ama temen-temen sekolahan, jarang main lagi ama tetangga.

Tetangga Batak Ane

Bukan maksud menyinggung ras ya,,, maaf kalau tersinggung. Tapi tetangga ane yang satu ini adalah teman kecil saya yang paling ane ingat dan memberi kenangan yang sangat berharga. Ia non-muslim, tapi dari kecil kita udah deket banget. Biarpun sering berantem juga *namanya juga bocah*, bahkan pas dia pindah ane sempet nangis. Soalnya temen-temen ane kebanyakan nyebelin, cuma dia yang dewasa dan kalo diajak maen enak. Dulu ane seneng maen panas-panasan, nyari buah ceri (Muntingia calabura), nyari pohon peletekan (Ruellia tuberosa), maen masak-masakan di semak semak kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang kebetulan bentuknya kayak kubah dan cukup gede, jadi kayak gua rahasia. Biarpun kami bocah-bocah perusak nggak peduli konservasi pernah bikin pohon siapa itu entah (soalnya dipinggir jalan, dipinggir kali) buat bikin shampo-shampo an, dan dipake sorenya buat mandi, bahkan di taro di wadah bekas shampo. Entah dapet ilmu dari mana itu bocah-bocah. Tapi waktu itu ane udah puas dan merasa yakin pas ngeliat cairan dari perasan bunga kembang sepatu yang kayak minyak rambut (ane yakin ini bisa jadi pengganti minyak orang aring Mirabella yang kayaknya mahal banget dulu). Dengan sangat percaya diri, kami olesin itu aer peresan nggak higienis ke rambut pas mandi bareng-bareng sorenya. Eh tapi emang bener lho, bunga kembang sepatu bisa digunakan sebagai obat penyubur rambut dan penghitam rambut. Jadi? Ayam-ayamku?? Bocah-bocah itu jenius!! gwakakakakak
Karena tetangga batak ini, saya jadi sangat bersyukur dan meyayangi kedua orang tua saya. Hahaha, soalnya, separah-parahnya ane atau kakak ane dipukul paling di tabok atau di sabet pake sejadah gara-gara males sholat. Itu aja udah ketakutan banget. Sementara, anak tetangga saya di kejar pake sabuk ama bapaknya gara-gara males berangkat sekolah. Malah pernah dari rumah ampe sekolahnya di sabet pake sabuk gara-gara nggak mau jalan ke sekolah. Bener-bener di giring ampe sekolah, sambil nangis! Gimane ane kagak sayang ama bapak dan mama?? Tapi biarpun keras sama anak-anaknya, Tetangga ane ini baik sekali. Sampe sekarang meskipun udah pindah, mama teman ane masih suka dateng ke rumah kadang-kadang buat ngobrol ama mama ane.
Satu lagi, prestasi yang membuat saya bangga. Dulu waktu temen baik ane (satu-satunya anak cewek di rumah tetangga saya ini), nggak dikasih makan gara-gara berantem ama mamanya, kita makan bareng di rumah kontrakan yang waktu itu lagi kosong *yang emang jadi markas makan padangan bocah-bocah*, berdua, sambil temen ane itu sesekali nangis. Ane nggak bilang-bilang ama mama, tapi ane ngebagi jatah makan ane berdua. Romantis ya? wkwkwkwkwk. Kayaknya ane kebanyakan nonton sinetron keluarga cemara.
Tapi ane rasa ane anak kecil yang cukup nyebelin, karena narsis dan lumayan keras kepala. Narsis? Liat poto-poto kecil ane, banyak banget poto ane lagi nyanyi pake colokan kabel berasa penyanyi pro atau lagi gaya sok imut macem artis cilik Cikita Meidy. Apa yang merubah ane jadi gadis kalem pendiam seperti sekarang? (suara dari jauh: fitnaaaah!! kalem?? ngaca dong muka mbak kayak gimana kalo lagi karaokean pake lagu L'arc en ciel!!!) Mungkin cinta. (Lagi-lagi suara dari jauh: Ngawuuur, blegukkk!! Ra ndue isin!!). Ahahaha, siapa sih itu, suara dari jauh? Rese amat.



Rahasia

 Ane hidup di lingkungan yang memungkinkan ane untuk melihat kejadian-kejadian sinetron di dunia nyata. Termasuk sinetron "Putri yang ditukar" atau "Anakku bukan Anakku". Nggak tau ya, mungkin karena jaman dulu jaman susah, jaman orde baru, banyak orang kesulitan ekonomi yang akhirnya nggak sanggup ngerawat anak sendiri.
Dan mama ane yang gossipnya up to date, pada suatu hari entah keceplosan atau ane curi denger dari omongannya terus nge-drell pengen dikasih tau (ane lupa), ane memegang rahasia yang luar biasa. "Si anu bukan anak kandung lho, si anu juga. Dia di titip aja, tapi emaknya kayaknya blom ngasih tau, katanya ntar kalo anaknya udah gede-an." Ini adalah rahasia besar pertama yang ane pegang seumur hidup ane. Gyahahaha....
Bukan cuma jenis sinetron itu. Bahkan ane juga berdekatan dengan kejadian film lawas "ratapan anak tiri". Anak tiri yang nggak di kasih makan, dipukulin pas bapaknya nggak ada di rumah. Cuma di ceritain sih, si mbah ane suka diem-diem ngasih makan anak itu dari jendela. Eh cyin, gimana nggak kayak film itu?

Film Kartun Minggu

 Karena dulu tv penuh dengan film-film kartun dan tokusatsu di hari Minggu, ane dan abang ane yang umurnya deketan selalu nonton. Sebenernya bukan cuma hari Minggu, mungkin nyaris tiap hari ya. Dulu waktu SD, sering banget nonton bareng-bareng. Nungguin jam tayangnya. Dulu waktu kelas 1 sampe 3 SD kan ada masuk rada siang tuh ganti-gantian kelas a kelas b (mungkin karena kuranngya ruangan kelas), jadi kalo giliran masuk siang, paginya kita selalu nonton film kartun dulu. Mandi ganti-gantian, si mama yang selalu sabar ngurusin dua cecunguk ingusan ini sering susah nyeret bocah dari depan TV. Biarpun nggak punya indovision, tapi banyak film kartun bagus dulu. Pagi ada Monster Rancher, Dr. Slump, Doraemon, BT-X, Saint Seiya, Minky Momo, Ninja Rantaro (dulu yang sore juga ada kalo nggak salah di TPI), Ikyu san, Dragon Ball, Samurai X, macem-macem tokusatsu mulai dari ultraman sampai power rangers, banyak amat yah. Sore ada Sailor Moon, Tokusatsu Jiraiya, Tokusatsu Satria Baja Hitam, Akko-chan, de el el. Ada Ghost at School, HunterxHunter (favorit ane, abang ane dan adek ane), Tin tin (ini juga favorit kita banget), Slam dunk, hahahahaa... banyaaakkk... That's why ane dan abang ane nyaris tumbuh menjadi Otaku.



TPA

Ane suka berangkat ke TPA, biarpun muridnya makin naek kelas makin dikit, ampe pernah tinggal kurang dari sepuluh orang kelas ane, jadi digabung ama kelas bawahnya dan ane jadi satu kelas deh ama ade kelas. Di TPA ane dulu ada pohon jambu besar yang neduhin parkiran plus tempat maenan di bawahnya. Tempatnya kecil, tapi rame. Soalnya ada Siamang peliharaan bu kepala sekolah, burung-burung dara yang kandangnya di bawah tangga (kadang ane nggak suka baunya), kucing-kucing peliharaan bu kepala sekolah mulai dari kucing kampung sampe kucing persia nan mahal. Ane selalu inget pertama kali ane masuk TPA dan ngepasin baju. Ada jendela yang bolong di kelas satu. Menurut cerita, jendela itu rusak karena ulah Anak kepala sekolah yang mengidap Sindrom Down. Tapi sekarang ane kalah ama anak itu. Karena anak itu, yang Sindrom Down itu, udah punya pacar *anak SLB juga sih*. TPA akan heboh saat si Oneng (Nama siamang itu), kabur dari kandang dan loncat-loncatan di genteng. Kami santri kelas 3-6 yang kelasnya di lantai atas kaget dan merasa terancam di cium siamang. gyahaha. Dan ane sebagai anak cewek sok puber suka nyabut kembang di sono, menguraikan kegalauan gue ala komik shojo dengan memperkosa kembang itu dengan menanggalkan mahkotanya satu persatu, ngitung... "suka... nggak.... suka... nggak.. suka... nggak..." (bocah gila),,...kalo ane ketemu bocah begini, langsung ane geplak biar sadar, "weh, anak kecil ngapain cinta-cintaan? Cinta monyet lagi! Cinta ama Si Oneng??"




Ngikutin Komik Shojo

Shojo pertama ane adalah saat kelas 5 SD, minjem dari temen ane yang minjem dari kakaknya yang minjem dari temennya. Komik karangan Watase Yuu, judulnya sangat bikin bocah sok puber ingin tahu, "Kiss me with mint". Bwakakakakkk....
Bagi ane yang dari kecil di cekokin komik shonen warisan om ane (Samurai, Slam Dunk, Shaolin, Dragon Pigmario, Ashura), komik macam itu sangat memancing perhatian dan keingintahuan gue akan dunia cewek (gue yang besar dengan sodara-sodara gw yang cowok semua).
Kalo nggak salah ada cerita soal benang merah apa gitu yang diiket di jari buat mantra biar deket ama cowok yang disuka. Bukannya ane percaya, lagian ane nggak punya orang yang begitu disuka, tapi kayaknya kok keren banget ya begituan. Ane nyari benang merah, diiket di kelingking sendiri. Diliatin doang agak lama, dibiarin agak lama,,, (bocah gila). Nggak kenapa-kenapa sih, pengen ngikutin aja, hahaha.
Karena ane nggak punya referensi kecewek-cewekan, maka referensi ane adalah sinetron jin dan jun, sinetron keluarga bunga, sinetron keluarga cemara, Sinetron Laga Wiro Sableng, Misteri Gunung Merapi, Dendam Nyi Pelet (?), anime Minky momo dan Creamy Mami, dan anime Ufo Baby, dan film Petualangan Sherina.
 Naek Sepeda ke Pasar Kaki Lima

Dulu, waktu kecil, suka dibonceng naek sepeda sama bapak sore-sore, jalan-jalan muter. Kadang ke Ramayana (padahal jaraknya cukup jauh), seringan ke pasar kaki lima sebelahnya, beli sandal atau celana tiga per empat. Pulangnya beli kue putu, hhaha. Terus karena ane masih kecil, kaki ane diiket pake kain apalah tau ke bawah jok sepeda, biar nggak kena jari-jari. Ane seneng karena jalan yang dilewatin jalanan yang bagus, apalagi sore-sore udaranya enak.
Kenangan yang heart-warming kalo diinget.... dulu juga suka mijitin bapak, pijit-pijitan estafet sama mama, kakak, dan adek. hahaha, sekarang udah nggak pernah....



aah, udah dulu lah. ngomongin masa kecil kayaknya nggak ada habisnya. Hahaha, hanya, aku bersyukur punya masa kecil yang bisa dikenang. Meski nggak semuanya pengalaman bagus, tapi ane pengen inget yang bagus-bagus aja deh. Biar hati ane terasa lebih "berisi", hahaha.

notes: semua ilustrasi acakadut diatas adalah buatan akazukin sendiri :3 (narsis dikit gapapa laah)

Sunday, February 5, 2012

Once again, KICK MY ASS!!

Hey, I found that  writing makes me feels better, so just let me write randomly.

Sometimes I hate myself, but in the same time, I love myself.
Sometimes I feels like dissapear, but in the same time, I want to stay here.
Sometimes I want to spoil the bitter-reality, but in the same time, I want to do more sweet lies.

Which is better? Bitter-reality or sweet lies?
I know what you guys in-justice-side want to say, it's better to say honestly even if its very bitter, right?
But how if it can kill someone precious for you? how if it can kill your self? Even in not physically killed, but in psychology way, is there any different?

It's nice if you can protect people that precious for you from pain or agony, right?
But just keep the bitter reality by yourself was really cruel. I think that was cruel, but if it's me, I think it's okay. Am i such a bad kid? Yeah, I am such a bad girl. I selfishly thinking that I can bare it by myself, but anyhow I found that it such a difficult task so i am dying about this. What about these task? Who burden this task to me anyway? Yeah, it's my self and my selfish alone doing this. Aaah, what a pain.

And when I aware about something, I am getting hate my self. When I think that I'm blabbering around about protect this and that, I end in the idea that I doing this just to keep myself on the save side. I just don't wanna feel agony from make something or someone precious to me in pain. I can't bare the feeling that if something bad happen, it would be my fault. What a rotten me. This way I feel that I'm not deserve to get any happiness. I'm just a rotting brat who have no brave, who hid in her shell just to keep her from possibility to get pain. And it's true that I didn't want to see people I love in pain.  If so, I really wanna disappear. But in this kind of way of thinking, I aware that there are people that love me, and I love them too. This way I get courage to keep my feet standing on earth. That's why I wanna stay here, look at them smile gently to me. They are my precious treasure. But in the end, I think that this just my selfishness. Even if I wanna stay here, I still feel this agony from being keep silent. So that I wanna disappear. What a rotten, small courage brat is me.

Wuaah, such a bad pessimistic states, eh?

You wrong in many direction, little moron!

First, you're not a brat anymore (even you short, righto). Don't you say that 20th is the time when someone can drink sake legally in Japan? It's an age when you have to determine many things. The truth is telling as much as the people said that truth. So what you have to do is decide it by your heart. Not by yourself, of course. You have Allah right? The Only One who'll never abandoned you how big your problem are if you stay close to Him? Don't act so high and almighty to think that you can do this alone. You need help right? You definitely need help, in many things. Maybe you don't get what you want, but I'm sure you'll get what you need. Be more patient. It's alright. Don't give up. As long as you think you take the right way, and right guiding by your side, you don't have to worry. You'll be Alright. Don't be hasty. Be wise.

Second, who told you you are not deserve to want a happiness? It's normal to a girl to wanted happiness. It's not a sin. It's good you know that even if your life have bad-side, it has beautiful-side, too. You born as a living thing, so you deserve to be loved. Hey, even a non-living thing is has someone who love it right? Example, your favorite place. Your favorite morning sky. You love them right? Because people is not stand in the earth alone. Even if you feel you're all alone, there's still have Allah. So don't show that kind of face, you deserve to be happy.

Third, hey, are you so that pitiful so you want to disappear? What a weak-minded you are! After I said everything above, don't you find that you have to be more strong to face this life?
See, you're not only one who have this kind of problem. I think there are many girls outside which have same feeling, on the same shoes like you are. Some of them choose to keep fighting and believe that they will find their happiness one day, some of them choose "the different way" to solve it. Whom you want to go with?

Here, try to getting back up, pull yourself together!

Don't let any heavy rain or terrible storm get your way!

Remember your resolve!

Take out your gut!

Keep holding hands that support you!

If you still trembling, then let your optimist side to kick your ass so you can go forward.


NOW, GO AHEAD AND TRY TO FIND OUT WHAT YOU HAVE TO DO NEXT!

AND REMEMBER, THE BEST ANSWER COME FROM THE BEST OF THE BEST OF THE UNIVERSE!

Friday, January 6, 2012

Passion

This is the first time of my life... merasa ingin membuktikan sesuatu, bahwa saya bisa, bahwa saya serius, bahwa ini bukan guyonan, bukan main2. This is the first time of my life, i feel this way. I am, a girl who used to think that i'll be what i "have to" be, not i'll be what i "want to" be. more likely, i didnt know what i want to be, "ano hi" kara.
 Mungkin ini pertama kalinya, aku merasakan apa yang mereka sebut dengan "passion". Hahaha.. memangnya aku ini siapa? Squidward tentacle?? Yeah, kami mirip (secara pribadi) hhoho...
I want to be... a mangaka!!! Yeah! 
Meskipun hal kayak gini sering dipandang sebelah mata. Meskipun gambarku masih payah. Tapi aku punya keinginan. Keinginan yang mengusik hati, bikin hati gatal. And so it is, i feel good.

Wednesday, December 14, 2011

14 Desember

14 Desember, senyumanmu merubah duniaku....

Huahahaha... galau mode on dah. Kau bagiku seperti Akari bagi Takaki di anime 5 cm per second.
Tak ubahnya A ling bagi Ikal di Laskar Pelangi.

Apa? Mau bilang nggak masuk akal? *muka garang*

Sejak kapan cinta itu masuk akal?

buakakakakak *ketawa sendiri menyadari pola pikir diri sendiri*

Karena aku punya diary sejak kelas 2 smp, dan rajin nulis, jadi tanggal2 kayak gini nggak sengaja tercatat deh. Bedanya aku dengan Takaki, aku nggak pernah kencan sama orang itu. Kenal aja belom tentu. Ini rasa suka yang sama sekali nggak masuk akal, tapi itulah yang terjadi. Naksir2 bocah smp gitu lah. Kalo diinget2 lagi, rasanya aneh. Ngobrol juga paling cuma beberapa kali, bertemu mata juga paling cuma beberapa kali.

Tapi ia telah mengubah duniaku... cuma dengan senyum satu juta watt nya.

hahahaha, gembeeel, gembel.

Tapi, seperti Takaki yang hilang kontak dengan Akari, orang ini pun menghilang entah kemana selama dua tahun-an. Selama masa itu, aku bahkan nggak tahu apakah dia masih hidup atau nggak. Hahaha, tapi kadang-kadang, kalau di jalan, mata ku berharap bisa jatuh pada sosoknya. Cuma mencari. Mencari yang kalo nggak ketemu pun aku merasa bahwa itu wajar. Aku tahu dia nggak mungkin ada di sana. Tapi tetap aja mencari. Berharap ada keajaiban. Nggak masuk akal kan? Tapi itulah yang terjadi... haha.

Orangnya juga pasti nggak sadar. Hal kecil darinya, senyum satu juta watt itu, bisa membuat orang berasa di-charge untuk bisa bertahan melalui apa aja rintangan yang ada di depan mata. Dan satu selentingan becandaannya yang nggak pandang apa orangnya dia kenal apa nggak itu, bisa bikin orang merasa luar biasaaa merasa beruntung.Lagi-lagi, nggak masuk akal kan? Sejak kapan cinta itu masuk akal? Wong pakenya hati kok. nyohoho

Kira2 setahun lalu aku merasa bahwa itu cuma obsesi. Tapi, you know, tetap aja mataku mencarinya. Kemungkinanku bertemu dengannya dalam sehari mungkin 1:1000. Satu diantara 1000 orang yang berpapasan denganku di jalan, di kampus, di bus, di mana-mana. Aku tahu nggak mungkin ketemu, itu cuma cerita lama cinta pertama, hahaha. Tapi entah kenapa, tetap saja mataku kadang mencarinya. Terutama saat aku merasa melankolis. Aku kadang berharap bisa menerima energi satu juga watt itu lagi, hahaha >///<

Jadi, melalui lagu Yamazaki Masayoshi ini, biarlah aku berkaraoke ria, bergalau ria... awakakakakakak
(meskipun hidupku tak semelankoli lagu itu, nyahaha. i'm happy enough to laugh until my stomach sick)

Wednesday, November 16, 2011

November's Melancholy



Bulan November = awal2 hujan deras = langit mendung = udara dingin-dingin empuk = kondisi sempurna bagi berkembangnya kista melankolis.

Dulu pas jaman SMA aku menyebutnya sebagai 'fase kesepian', fase di mana tiba2 aku merasa pengin punya pacar. Hal normal bagi anak remaja kan, ahaha. (hoooh, saiah pernah jadi ababil juga lho)

Sekarang? Humm.. nggak ngerasa begitu2 amat sih. Single juga nggak buruk2 amat. Tapi... aku lebih mencemaskan masa depan. Ahahaha... sekarang jadi orang dewasa bermasa depan terancam suram xP
Ohiya? aah, nggak suram2 amat sih, aku lumayan optimis kok. Yeay! Tapi ya itu,, di fase ini aku merasa cepat bosan. Jenuh. Akhirnya sering berpikir ini dan itu. Berpikir hal2 yang melankolis.


Hidup Itu Ada Kalanya Baik, Ada Kalanya Buruk... Tapi Teruslah Berjalan

Aku kenal cukup banyak orang yang rentan depresi dan stress. Karena itu aku mudah maklum saat melihat seseorang memilih sebuah jalan yang 'berbeda'. Semua hal memiliki alasan. Meskipun ada saat-saat di mana aku dengan tegas menyatakan "nggak ada alasan yang bisa membenarkan apapun yang kau lakukan!"

Hidup itu penuh dengan pilihan. Tapi hidup itu sendiri bukanlah pilihan. Hanya karena kau ingin mati, bukan berarti kau bisa mati seenaknya. Karena yang punya hidup itu bukanlah kita, tapi Allah SWT. Namun karena yang menjalani hidup itu adalah kita, maka jalanilah dengan sebaik-baiknya. Pilih pilihan yang ada di hadapanmu dengan sebijak mungkin. Kalau kamu merasa hilang selera, lakukan saja apa yang bisa kamu lakukan saat ini. Ahaha, ini selalu terjadi padaku. Pada akhirnya aku sering sekali menerapkan prinsip "lakukan yang bisa dilakukan" saking nggak ada patokan tujuannya.

Aku juga bukan orang yang optimis setiap saat. Malah sering bergalau ria. Menjelma menjadi seorang realis-pesimis. Orang yang pastinya menyebalkan, pandangan selalu terhalang tembok 'batas' yang 'diciptakan sendiri'. Karena itulah aku ingin berhenti menjadi orang seperti ini. Kembali menjadi orang yang bebas bermimpi, bebas menggantungkan cita-cita. Childish, but sometimes this part of childish-things is good for ya.

Jangan mengutuki hidup. Karena betapapun kau mengutuki hidup, betapapun kau bilang ingin berhenti, ingin menghilang... kehidupan terus berlanjut.
Hidupmu tak akan berhenti hanya karena hari ini buruk, dan hidupmu juga tak akan berhenti hanya karena hari ini menyenangkan *kata2 ini ku ambil dari drama korea Baker King Kim Tak Gu*
Jadi kalau kau hanya berhenti di sini, berharap kau akan menghilang, berharap kau bisa berhenti.... tapi roda waktu terus berputar. Waktu tak akan menunggumu. Meratapi dirimu, bersedih... silahkan. Tapi jangan lama-lama, karena kau akan terlindas. Sementara kau berdiam diri dan berkabung dalam lumpur melankoli hitam,, waktu terus berjalan.

Ahaha, aku mengatakan semua ini bukannya gampang. Aku melihat kenyataan, keadaanku terutama, dan keadaan orang-orang sekelilingku, berpikir, termenung... saat naik bis, saat di jamban, saat menulis diary, saat aku dilindas waktu... Saat aku merasa bahwa waktu terus berjalan, sementara aku di sini meratapi nasib. Tak ada yang berubah. Maka saat itu aku memutuskan untuk memperbaiki sudut pandangku. Berganti kaca mata. Yaah, meskipun tidak selalu berhasil. Masih ada saat dimana aku pesimis dan bergalau ria. Tapi tak apalah, yang penting aku bisa selalu kembali pada orientasi yang aku pilih. Karena manusia penuh error, keliru, jadi nggak mungkin selalu berputar tepat di garis orbit yang dipilihnya.

Karena hidup terus berlanjut... maka yang bisa dilakukan hanyalah menghadapinya, dengan segenap kekuatan, walaupun kecil... Tapi harus dihadapi. "Hadapi kenyataan yang ada di depan mata, karena itu adalah awal dari segalanya" *lagi2, nyolong kata2, kali ini dari komik DDS Q*

Okeh... itu salah satu pikiran melankoli bulan November ku. Karena sebenarnya aku nggak punya banyak waktu luang ---tugas numpuk--- maka kita lanjutkan lagi nanti, setelah minggu neraka ini berakhir.. ahaha. GOOD LUCK MY WAY!!

Sunday, October 9, 2011

O-H-A-Y-O-U!


Alarm bangun pagi terefektif buatku –ibuku tercinta, telah membiasakanku untuk bangun di waktu fajar saat azan subuh berkumandang. Mata yang dihinggapi belek seringkali terlalu malas untuk membuka dan bergegas untuk ke kamar mandi. Tapi begitu mencuci muka, biasanya rasa kantuk langsung hilang. Rasanya segar setelah berwudhu, lalu shalat subuh.
Setelah itu, aku selalu berdiri sejenak di dek tempat jemuran yang ada di lantai dua rumahku. Memandang langit. Ya, memandang langit fajar.
Fajar adalah waktu yang luar biasa.
Pada saat wajahku menengadah memandang langit, angin fajar membelai wajahku, daguku, tanganku, lututku, rambutku, dan dingin fajar yang menelusupi ubin semen merembes melalui telapak kakiku, walau sejenak, setiap hari, aku selalu menikmatinya.
 Apalagi kalau tadi malamnya hujan, dan di fajar ini langit perlahan cerah. Langit selalu warna-warni. Dan ubin semen yang basah, atap-atap yang basah, jalanan yang basah, daun-daun yang basah, semuanya terlihat sedap dipandang.
Yang paling kusuka, langit pagi tak pernah memperlihatkan wajah yang sama padaku, tak pernah membuatku bosan.
Kemudian, aku berkata dalam hati, ”Ohayou!”

I am a sky-watching!! (DOAK!! My bokong di tendang!!)

Langit yang berwarna seperti ice cream.
 Torquise,
blueberry,
 blackberry,
sedikit warna laut jernih tepi pantai berpasir putih,
warna lembayung,
sedikit orange pastel,
magenta,
lalu biru, semua perlahan menjadi biru.
Aku suka langit.
Mengawali pagi dengan melihat fajar.
Membuatku tersenyum dan berpikir: ”Ini akan jadi hari yang indah. Semangat, Fitri!”

Tersenyumlah, maka dunia akan tersenyum bersamamu!
Menangislah, maka kau hanya akan menangis sendirian!

Betapapun beratnya, selama aku percaya, pasti akan terlewati.

Kini aku sadar, sesadar-sadarnya, ungkapan bahwa kita tak bisa menghentikan waktu.
Aku hanya setitik noktah kecil
Yang hanya bisa menangis
Takut pada kegelapan
Takut pada kebinaran
Tapi aku masih ingin berjalan
Menanti fajar, yang menghapus kegelapan
dan mendekap bumi dengan lembut.

Aku masih akan terus berjalan, karena ada orang-orang yang ingin kubahagiaan.
Orang-orang yang ingin kulihat mereka tersenyum lebar bersamaku.
Orang-orang tersayangku. 


----tulisan lama jaman awal SMA, mendekam di hard disk, ngeliatnya sekarang bikin w mau senyum... what an optimist person, my self back there! Kenapa w berubah jadi tante2 pesimis realistis begini? 

Semua berjalan, itu benar. 
Dan cerita kadang berjalan tak sesuai yang kita harapkan, itu benar. 
Kadang hidup terasa berat sampai bernapas pun susah. 
Kadang terpikir bahwa menghilang adalah solusi terbaik. 

Tapi, jika sekarang kau sedang menempuh jalan ke suatu tempat, apa kau bisa tahu apa yang akan kamu temui kalau kamu tidak terus berjalan?
Kau hanya akan menemuinya jika kamu terus berjalan. 
Kau tak akan pernah tahu apa yang akan kamu temui kecuali kau terus berjalan. 
Mungkin kau akan sampai di tempat yang lebih indah dari yang kamu rencanakan. 
Mungkin kau akan menemui bunga-bunga yang cantik, burung-burung pelangi, dandelion-dandelion kecil, di perjalanan mu. 
Mungkin kau akan bertemu gagak hitam, lubang jebakan, rintangan pasir hisap... 

Tapi kalau kau terus berjalan, mungkin suatu saat kau akan bisa melewatinya. 
Dan melihat apa yang ada di akhir perjalanan mu. Apakah indah? Atau buruk? Tak ada yang tahu. 
Asal kau menempuh jalan yang benar... meskipun jalanannya berat, pasti akan sampai di tempat yang baik. 
Daijyobu da yo. Keep moving, gotta keep moving on! 

------------------------

Rasanya bokongku seperti ditendang oleh diriku yang kelas 1 SMA. My optimist days. 

Suka sama orang yang entah di mana ---sekarang udah ketemu, tapi sisi tante2 ku bilang itu imposible,dan aku tau itu benar, haha--- 
Punya cita-cita aneh yang nggak mikirin duit dan potensi penerimaan kerja sama sekali. 
Selalu percaya bahwa aku akan menemukan seseorang di jalanku, yang akan menarikku ke tempat yang 'lebih terang'. 

Optimis itu baik. Tapi saat kau dewasa, idealisme akan berbenturan dengan realitas. Aku bahkan memutuskan untuk hidup dengan profesional. Perasaan bukanlah sesuatu yang penting. Yang penting hidup dengan cukup dan normal. Sangat membosankan memang. 
Apakah idealisme bisa berdamai dengan realitas?

Hey, siapa bilang aku sudah berhenti bermimpi? 
Dreams is good. I feel secure when I have it. I feel like I have something to fighting on. 
And I feel happy when I try to make it come true. 
Untuk saat ini, aku tetap mengenggam mimpi kecilku. Aku tetap melakukan sebisaku. 
Mungkin suatu saat nanti aku akan mengalami perbenturan lagi dan memilih berada di pihak realis pesimistis. 
Saat itu terjadi, ku harap, tulisanku di masa lalu bisa menendang bokongku dan mengingatkanku untuk kembali melihat ke dalam kotak harta karun ku. ;p

Sunday, August 14, 2011

HIDUP DAN KEINDAHAN

Sepotong bab dari buku Dr. Hamka, Pandangan Hidup Muslim,  yang bersemayam di rak buku ayah saya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------


Hidup itu untuk apa?

Alangkah murahnya nilai hidup ini, kalau hanya semata-mata terbatas pada kebendaan. Apalah harganya manusia ini, kalau pikirannya hanya tertuju kepada nasi dan gulai, roti dan garam. Tak pernah matanya singgah pada bunga yang sedang mekar atau bintang berkelip di halaman langit.

Alangkah gersangnya hidup itu, kalau kerja petang pagi, siang malam, hanya menghitung membilang, membagi, membuat kali-kali. Mempertinggi ilmu-pasti pada alam, tetapi tak meresapkan keindahan yang ada dalam alam.

Tubuh menghendaki benda untuk menyuburkannya; dia hendak makan, hendak berpakaian, hendak bertempat tinggal. Akal berkehendak kepada bahan yang akan di pikirkan menurut undang-undang berpikir (logika). Tetapi di samping tubuh dan akal, ada lagi perasaan halus, ('athifah atau gevoel).

Yang meninggikan semarak perasaan halus itu adalah keindahan.

Ilmu-pasti dan logika kerap kali kering dan gersang.. Tetapi hidup dalam perasaan karena keindahan adalah lunak dan halus. Menimbulkan serba rasa, sajak gembira dan bahagia sampai terharu. Dan semuanya menimbulkan ilham.

Perasaan ialah garam hidup. Dengan perasaan manusia merenung, mencari ketenangan dalam pergolakan. Menampak bahagia dalam sengsara. Menampak jernihnya masa depan dalam keruhnya yang sekarang. Imbangan nada tinggi-menlengking dengan nada rendah mengendor, itulah dia musik dari kehidupan.

Perasaan, apabila diasuh-diasah, tajamlah dia untuk mencari yang indah. Sehingga dilihat orang di luar dinding, disangka orang siksa, padahal bagi orang dalam dinding dirasai ni'mat.

Manusia sejak ia diciptakan, selalu merentangkan tali di antara alam dengan hatinya. Tumbuhlah kehalusan perasaan itu dengan sederhana pada mulanya, karena melihat keindahan langit, kesuburan bumi dan keluasan laut, warna-warni bulu burung dan mekarnya kembang, matahari terbit dan terbenam. Tetapi karena beratnya tekanan hidup, mencari beras seliter kadang-kadang kendorlah tali hubungan hati dengan alam itu atau pudar sama sekali. Demi apabila keperluan sehari-hari berangsur kemakmurannya, mulailah dirasai bahwa hidup bukanlah semata-mata "cari makan". Hidup bukanlah semata-mata tekun mencari ilmu. Ada yang lebih tinggi dari makan dan ilmu, yaitu kehalusan perasaan buat menangkap yang indah, yang ada di sekeliling diri.

Bila ini tercapai, inilah "Tiang Hidup".

<>

Alangkah ramai dan banyaknya yang indah dalam alam ini. Bertambah direnung, dilihat, bertambah jelas Kesatuan Pokok dalam berbagai ranting. Kesatuan ulu dalam berbagai ilir.

Alangkah miskinnya hidup ini, kalau mata terkembang, tapi tak melihat. Telinga terdandang, tapi tak mendengar. Alangkah payanya "menggesek rebab di telinga kerbau".

Gosoklah mata ini, bukan dari luar, tapi dari dalam. Tunjukilah kotorang dalam telinga, bukan dari kulitnya, tapi dari isinya; sehingga bila melihat yang indah, saudara tidak ingin hendak merusakkannya. Melihat sawah menguning ketika padi mulai masak, bukan semata teringat berapa hasil berasnya. Melihat laut terhampar bukan semata timbul selera makan ikan. Melihat gadis cantik jelita, bukan semata ingin menambah bini.

Bukan saudara! Bukan!

Pandanglah unta bagaimana dia dijadikan, dan pandanglah langit bagaimana dia diangkatkan, dan pandanglah gunung bagaimana dia dipancangkan, dan pandanglah bumi bagaimana dia dihamparkan.

Kalau saudara hendak mengetahui rahasia kebenaran, ingatlah bahwa usia manusia bukanlah disandarkan kepada bilangan tahun dia hidup. Kekayaan manusia bukanlah ukuran gedung dan mobilnya. Nilai umur dan nilai hidup ditentukan oleh halus kasarnya perasaan melihat keindahan-keindahan yang ada di sekeliling kita.

Tergetarkah hati, atau membatukah hati melihat bunga kembang, mendengar perkutut berbunyi dan angin sayu mendayu, bengawan mengalir, dan gunung menjulang langit dan asap mengepul naik, bukit mengwajah hijau dan laut dalam membiru. Adakah terjadi soal jawab di antara hati saudara dengan keindahan itu atau diam sajakah?

Itu adalah "pintu-pintu" belaka, itu adalah "rumus-rumus" belaka daripada sesuatu Yang Ada di belakangnya. Yaitu keindahan yang mutlak. Keindahan yang Abadi, Keindahan yang Azali.

Tertegun sejenak merenung alam, dan sanggup mempertalikan keindahan itu dengan hati, lebih berharga saudara, daripada 1000 tahun menghabiskan usia mengumpulkan harta, bahkan mengumpulkan "kuliah" dan "ilmiah" !

<>

Pada segala sudut dan segi alam itu kelihatan dan kedengaranlah Keindahannya. Setiap keindahan ada warnanya sendiri dan ada rasanya sendiri.

Berdiri ke atas bukit dan merenung ke bawah, kelihatan lembah dan ngarai. Surya memancarkan sinar, mentilau bernyanyi, ayam berkokok dan air sungai mengalir menuju lautan.

Pergi ke halaman rumah di waktu malam, menyaksikan bintang-bintang berkelip-kelip, laksana berbisi dan tersenyum. Seakan-akan tidak peduli bahwa kita dalam susah.

Semuanya itu meninggalkan kesan dalam hati, sangat dalam. Kita merasa terharu.

Terharu adalah gabugan dari dua perasaan yang berlawanan; yaitu sedih dalam gembira, atau gembira dalam sedih.

Yang menimbulkan gembira adalah karena indahnya; jamal-nya.

Yang menimbulkan sedih adalah karena agungnya, jalal-nya.

Melihat bagaimana besar dan agungnya, mulianya, terasalah rendah dan kecilnya kita manusia ini. Di manakah letak "aku" di dalam kebesaran dan keagungan yang hebat dahsyat ini?

Lihatlah matahari yang indah tapi perkasa ini. Dia adalah sumber dari cahaya kita dan api kita. Kedatangannya dan kepergiannya selama 24 jam, meninggalkan bekas yang ajaib kepada alam kita.

Kepada laut, cahaya yang panas itu menyebabkan uap. Dan uap di angkat oleh awan ke langit. Setelah berkumpul dia menjadi mega mendung dan turun balik ke bumi dalam nama hujan. Dari hujan mengalir sungai, kali dan batang. Disinggungnya bumi yang kering, sehingga subur. Disinggungnya urat kayu, maka mekarlah bunga. Dan dia jalan terus. Jalan terus, kembali ke lautan tempat datangnya tadi. Panas cahaya matahari mempermainakan angin, dan angin mempermainkan laut, sehinga menjadilah alun. Alun menimbulkan gelombang, gelombang menimbulkan ombak, dan ombak memecah ke pantai. Bahtera besar sedang berlayar pun dipermainkannya, dibuai-buaikannya, laksana sabut terapung pada sebuah kolam kecil saja. Dan manusia yang menumpang di kapal itu dipermainkan pula oleh kapal itu sendiri.

Lihatlah bulan yang bening damai itu, tak berhenti dia membawa keindahan; sejak masih bulan sabit kecil kurus ramping. Tiap malam diperlihatkannya perubahannya. Laksana seorang gadis menunggu tunangannya datang, sehingga dia kurus, harap cemas; kian lama kian gemuk sebab telah bertemu kasih. Tetapi setelah pertemuan, tunangan itu pergi lagi, serupa tidak akan pulang-pulang, sehingga kuruslah yang ditinggalkan.

Sepanjang bulan pada setiap tahun, kita diberi peringatan tentang nasib yang harus dilalui manusia dalam hidup; sejak kecil, budak-kanak, sampai naik muda-remaja, sampai matang sempurna umur, sampai menurun hingga sampai tua, sampai........ hilang. Dan bulan itupun mempermainkan air laut, sehingga timbul pasang naik dan pasang turun.

Berdiri ke tepi danau Singkarak tengah hari, dia kelihatan laksana seorang gadis jolong naik yang belum pernah kena tipuan hidup, gembira dan senyum terus, berlari lincah laksana anak kijang. Percaya bahwa manusia jujur semua.

Berdiri ke tepi danau Maninjau tengah hari, dia kelihatan laksana seorang tua yang telah banyak merasai pahit-getirnya kehidupan, sehingga laksana digantung di sukatnya segala senyum yang disenyumkan oleh orang yang baru datang.

Berdiri ke tepi Begawan Solo, berceritalah dia tentang Kerajaan Mataram yang lama. Tertegun di tepi Kali Brantas, seakan-aan diulangnyalah kisah Patih Gajah Mada dan Kaisar Hayam Wuruk. Berdiri di pinggir Musi, berceritalah dia tentang Sang Nila Utama dan Demang Lebar Daun.

Bukit dan gunung pun demikian.. Naik kapal terbang menuju Eropa; sampai ke-Sabang, masih kelihatan hijau alamat kesuburan. Sampai di tanah Arab kelihatan gunung batu granit hitam. Sampai di pegunungan Alpen kelihatan gunung putih bersih diselaputi salju.......

Sehingga padang pasir Sahara yang kering itu pun penuh keindahan. Luas....... Luas tak kunjung nampak di mana akan berhentinya.

Maka bertanyalah diri terhadap diri: "Apakah yang indah ini, di mana aku tahu apa yang indah. Dimana yang sebenarnya indah itu. Adakah aku meresapi keindahan, kalau dalam aku sendiri tidak ada keindahan?

Siram suburkanlah rasa keindahan yang ada dalam jiwa saudara, sebab dialah alat penangkap keindahan di luar diri. Apabila telah berpadu di antara keindahan di luar dengan yang di dalam, niscahya akan terlompat dari mulut saudara satu ucapan yang tak ada ucapan di atasnya lagi; "Rabbana ma chalaqta ahaza batilan Subhanak!" (Tuhanku, semuanya ini tidak ada yang Engkau jadikan dengan sia-sia. Amat Suci Engkau).

Tuhanku,

Tiada yang lain,

Hanya Engkau.....


_________


Thursday, August 11, 2011

Manusia ya manusia, it's allright...


---------------------------------------------------------------------------------------

Aku dan kamu bukan malaikat...
Tapi aku juga yakin kalau kamu dan aku bukanlah iblis...

Manusia ya manusia. Manusia bisa lebih baik dari pada malaikat, dan bisa lebih jahat dari iblis. Perasaan yang berkolaborasi dengan kasih sayang bisa membuat manusia luar biasa baik, rela mengorbankan dirinya, rela diinjak-injak, meski diteriaki orang bodoh oleh orang lain. Nafsu yang berkolaborasi dengan kebutuhan hidup, harga diri yang berlebihan, mampu membuat manusia bertindak lebih buruk dari iblis.

Manusia adalah makhluk yang seperti ini. Punya akal, nurani, tapi juga punya hawa nafsu. Jadi ya, seperti itulah. Apalagi, manusia punya sebuah komplek yang disebut hati, yang keluasannya nggak ada yang tahu, selain dirinya dan Pencipta nya.

Karena itu, kalau seseorang punya sisi yang nggak kuketahui, itu sangat wajar. Aku juga yakin bahwa aku tidak tahu banyak soal diri setiap orang yang telah kutemui selama hidup. Kalau ada yang ingin disembunyikan dari orang lain, itu wajar. Mungkin malah hampir semua orang punya sisi yang tidak ingin diperlihatkannya pada orang lain, karena manusia hidup di sekitar orang lain, manusia ingin terlihat baik di depan orang lain. Apa ada yang salah dengan itu? Yang penting nggak munafik. Yang penting diri yang ditunjukkan adalah bagian dirinya juga, hanya tidak semua dirinya, kurasa itu wajar. Yang salah adalah orang yang menganggap tahu segalanya tentang orang lain. Manusia adalah makhluk yang rumit, jadi aku nggak berani menetapkannya seperti selai kalengan. Kalau tulisannya selai stroberi, maka dalamnya ya stroberi. Kalau nanas ya isinya nanas.

Jadi, kalau melihat seseorang yang terpikir adalah... "Ah, begitu... tapi, seperti apa sisi2 nya yang lain ya?" Yang kulihat hanyalah sebagian kecil dari fragmen dirinya yang terbentuk dari masa hidup yang bertahun-tahun. Manusia adalah makhluk yang rumit dan tidak terduga.

Hahaha, ngomong panjang panjang ngalor ngidul gini intinya apa mbak?
1. Jangan menghakimi orang hanya dengan sekali lihat, karena kamu tak pernah bisa melihat ke dalam (hati).
2. Jangan berharap berlebihan pada orang lain, tapi jangan juga berharap kekecilan. Kalo kata Sutardji Calzoum Bachri dalam salah satu cerpen di buku Hujan Menulis Ayam, "Menyelesaikan sesuatu dengan tidak kebesaran tapi juga tidak kekecilan".



"Menyelesaikan sesuatu dengan tidak kebesaran tapi juga tidak kekecilan"

Itu adalah kalimat yang paling aku ingat dari buku kumpulan cerpen SCB selain kata, "di kebun binatang, makin sore makin ramai pasangan datang," hahaha.

Ceritanya mungkin sederhana, tentang laki-laki yang tanpa sengaja terlihat oleh cewek tetangganya saat buang air besar. Sejak itu hubungan mereka jadi kaku. Laki-laki ini juga jadi merasa nggak enak karena cewek itu selalu bersikap kaku. Lalu, pemecahannya?

"Anggap saja kau melihat patung pemikir masa depan bangsa ini." (kalo gak salah gitu kata2nya), Kata si laki-laki itu, lalu dalam hatinya ia pun merasa puas melihat cewek itu tersenyum lagi. Dan seperti biasa, motto orang ini sepanjang cerita sepertinya adalah "menyelesaikan sesuatu dengan tidak kebesaran tapi juga tidak kekecilan."

Kurasa kata2 ini mengandung banyak arti. Seperti, bukan berarti harus ngalah dan berkecil hati, bukan berarti harus menang secara lebay juga. Dan, obrolan ngalur ngidul kita inipun berakhir pada satu pola pikir yang bagus,, pola pikir Menang-Menang. Lagi-lagi, ini pun sebuah istilah yang ku pinjam dari sebuah buku. Kali ini buku 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. Nanti aku sambung lagi yaw... time to sleep.