Saturday, April 28, 2012

Mengintip Ramuan Sakti Nyai Ponjen

Nyai Ponjen. Siapakah orang ini? Ramuan Apaan sih? Pelet mbak bro???
 
Hahaha, lebaynya, beliau adalah tabib sakti mandraguna di kampung saya. Nggak pernah ketemu sih, orangnya udah almarhum. Cuma, tadi pagi sebelum berangkat kuliah, ane kebetulan mendengar kisahnya dari emak ane yang lagi beli jamu gendong.

Nyai Ponjen adalah tukang jamu di kampung saya. Orang yang minum jamunya nyaris dijamin sembuh. Tapi, emak saya nggak doyan jamunya. Bukan karena nggak enak, yang namanya jamu mana ada yang enak. Tapi karena emak saya ngeliat bikinnya. Super jorok. Dalam bayangan saya, langsung terlintas bayangan Pipiyot (tau kan? penyihir jahat lawannya nirmala di majalah BOBO) begitu mendengar gimana cara Nyai Ponjen membuat jamunya. Karena diantara ramuannya, Nyai Ponjen menggunakan bahan mentahan yang ditumbuk layaknya rujak bebek: cacing, kecombrang, kecebong, semut rang rang 3, dan, yang paling penting dan selalu ada: ludah sakti Nyai Ponjen.

Geeh.

Nah, karena saya ingin tahu, sungguhkah kesemuanya itu bisa menyembuhkan penyakit?
Oke, saya coba tanya ke yang lebih tahu dan lebih sakti mandraguna, meskipun bisa menyesatkan: MBAH GOOGLE. Nah, karena takut menyesatkan, ane berusaha untuk mempertanggungjawabkan tulisan ini (caelaah) dengan menyertakan sumber sebisanya, sebisanya saya cari dari jurnal atau artikel2 ilmiah lainnya (klik angka di tiap akhir paragraf), hahaha. Karena keterbatasan ilmu juga, silahkan apabila agan-agan ingin menunjukkan ke jalan yang lurus, nuhun.

Osshhh! Ayo kita mulai! \(>0<)/


KECOMBRANG

Kecombrang atau nama latinnnya Etlingera elatior atau sinonimnya Nicolaia speciosa adalah anggota dari suku Zingiberaceae (suku jahe-jahean).
Daun dari tumbuhan Genus Etlingera memiliki kandungan penghambat tirosinase yang tinggi, aktivitas antioksidan yang tinggi, dan sifat antibakteri yang tinggi, sehingga bisa dikembangkan menjadi produk pemutih kulit dan bahan pengawet alami untuk menghambat pembusukan makanan. 1

Daun spesies Etlingera menunjukkan aktivitas antibakterial terhadap bakteri Gram-positive tapi tidak pada bakteri Gram-negative. 2

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram-positif adalah Anthrax (Bacillus anthracis), impetigo, keracunan makanan, bronkitis, pneumonia/radang paru, meningitis, karies gigi, enteritis, listeriosis, tetanus, botulisme, difteri, tuberkulosis, jerawat, pneumonia. (dari wikipedia)
Sementara contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram-negatif adalah tipus oleh bakteri Salmonella thypi. Jadi, sepertinya kecombrang tidak bisa digunakan untuk penyembuhan sakit panas akibat tipus, tapi mungkin sakit panas akibat bakteri lainnya.



Hampir seluruh bagian dari tumbuhan ini bisa dimanfaatkan. Dalam kecombrang terkandung zat aktif seperti saponin, flavonoida, dan polifenol. Zat aktif tersebut dikenal sebagai deodoran alami yang akan mengurangi bau badan yang kurang enak bagi orang yang mengkonsumsinya. Kecombrang juga kaya vitamin dan mineral. Khasiat lain dari kecombrang adalah memperbanyak ASI, dan pembersih darah. Hal ini sangat baik bagi ibu yang sedang menyusui. Di beberapa kalangan masyarakat, kecombrang dipercaya sebagai penetral kolesterol (Artikelpopuler, 2010). 3
E. elatior juga memberikan efek antioksidan yang kuat melawan lead-induced hepatotoxicity. 4


hmm... manfaatnya sangat banyak. Tidak salah kecombrang telah lama dipercaya sebagai obat tradisional masyarakat Indonesia dan melayu. Hoho. Mantap Nyai Ponjen! >.<

CACING

Cacing yang dimaksud disini adalah cacing tanah alias Pheretima sp yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Sudah banyak yang mengakui khasiat cacing tanah dalam menyembuhkan penyakit, karena itu sekarang bagi yang jijik makan cacing langsung sudah ada versi kapsulnya yang dijual.
Nyok kita ulas lagi, hihi.

Menurut para ahli cacing, Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp.
Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan, bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini.

Di antaranya dapat untuk menyembuhkan typus, menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan nafsu makan dan juga mengobati infeksi saluran pencernaan seperti disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag.

Di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Hongaria, dan Filipina, cacing dipakai sebagai bahan campuran biskuit dan minuman penyegar. Hewan ini juga digunakan sebagai obat seperti antipyrn, antipyretic, dan antidote.

Sejumlah zat yang bermanfaat bagi manusia memang terkandung di dalamnya. Ditambahkan, cacing tanah juga mengandung 15 jenis asam amino esensial dengan kadar yang sangat tinggi. Zat ini biasa digunakan untuk menyempitkan atau melebarkan pembuluh darah.

Penelitian lainnya mengatakan, pharetima mengandung mineral dan sejumlah asam anorganik. Selain itu, binatang ini juga mengandung lumbrofebrin, lumbritin, terre strolumbrolysin, xanthine, adenine dan hypoxabthine.
1.800 Spesies Dari penelitian laboratorik pun menunjukkan pheretima mempunyai khasiat terhadap sistem saraf (menenangkan, menghilangkan kejang, menurunkan panas, menghentikan nyeri), terhadap sistem kardiovaskular (menurunkan tekanan darah, menormalkan denyut jantung yang tidak teratur), terhadap sistem imunologi (meningkatkan daya imun), melebarkan saluran pernapasan (sebagai bronchodilatator), terhadap sirkulasi darah (mencegah pembentukan trombus, mencegah pembekuan darah, menghancurkan trombus), anti tumor (ekstrak pheretima 912), merangsang otot polos uterus, membunuh sperma binatang percobaan.

Cacing tanah di dunia telah terindentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau dilong) yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. 5

Hm... kecombrang efektif sebagai antibakterial bakteri gram-positif,,, trus cacing bisa sebagai antibakterial bakteri gram-negatif... ane nggak begitu paham sih, tapi sepertinya itu komposisi yang bagus? Maaf ane bukan orang farmasi, tak berani ngomong, takut salah.. hehe.

 KECEBONG

 Hmmm... mbah google sepertinya juga belum dapet info soal ini sebagai obat... tapi memang ada orang-orang yang memakan, dan juga menggunakan kecebong secara eksternal di Cina untuk pengobatan. Beberapa penduduk di Henan, Cina, percaya bahwa memakan kecebong mentah-mentah dapat mengobati penyakit kulit. 6 Hal ini menjelaskan tindakan seorang nenek yang memaksa cucunya, Pang Pang, menelan lebih dari 100 kecebong untuk menyembuhkan ruam-ruam di kulitnya. Meskipun kemudian ternyata hal ini malah berakibat fatal, anak tersebut sakit (jelaslah, hahaha). 7

Namun, ane sendiri belum menemukan artikel ataupun penelitian mengenai manfaat memakan kecebong untuk kesehatan. Justru yang ada malah penyakit akibat parasit dari larva cacing pita Spirometra sp. Larva cacing ini dapat ditemukan pada katak dan kecebongnya, serta ular. Memakan daging katak atau ular yang tidak dimasak hingga matang betul, bahkan mentah-mentah, menyebabkan berpindahnya larva cacing ke tubuh manusia. Akibatnya, orang terkena penyakit Sparganosis. Dari sebuah penelitian di Provinsi Henan, Cina, 11.93% kecebong terinfeksi plerocercoids (bentuk larva akhir dari Spirometra sp.) dan 3.53%  cyclops (sejenis copepoda, ane gak tau nama lokalnya) terinfeksi procercoids (bentuk larvanya juga).
 Karena itu, memakan kecebong hidup beresiko tinggi terinfeksi plerocercoid dan harus di hindari. Hal ini berlaku sama pada katak atau ular, yang kita tahu sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina. Selain itu, meminum air mentah yang mengandung cyclops beresiko ringan terkena sparganosis. 8

Sementara itu, sebuah penelitian studi komposisi zat kimia pada kecebong dengan analisis kimia dalam Journal of Henan College of Traditional Chinese Medicine, komponen terpenting yang didapat adalah β-sitosterol. 9
Eh, tapi... hasil pencarian ane lebih lanjut, Beta-sitosterol merupakan subtansi pada tumbuhan yang mirip dengan kolesterol, contohnya bisa kita temukan pada alpukat. Kok bisa ada di kecebong? Apa itu lumrah? *hmm, nggak ngerti.  Maaf, karena saya nggak ngerti bahasa cina, dan nggak punya akun buat liat full pdf jurnal di atas, saya nggak bisa ngomong apa-apa, haha. (jadi malu).
 Beta Sitosterol bermanfaat untuk memblok penyerapan kolesterol, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ada juga yang menggunakannya pada kulit untuk mengobati luka dan luka bakar. Segudang manfaat Beta-sitosterol lainnya bisa ditemukan di sini

Waduh, mas bro, mbak bro, ternyata bahaya ih... Mungkin Nyai Ponjen mendengar kabar ini dari orang cina, bahwa kecebong bisa menyembuhkan penyakit. Tapi sepertinya resikonya sangat besar... fufufu.



SEMUT RANG-RANG 3

Kenapa semut rang rang nya harus tiga? Wakaranai~ mungkin untuk mengikuti sunnah Nabi? @.@
Kalau sarang semutnya yang dimanfaatkan, atau juga kroto nya (campuran larva dan pupa semut rang rang), mungkin kita sudah sering dengar karena sekarang lagi booming juga usaha ternak semut rangrang. 

Dari jurnal Harvesting and commercialisation of kroto (Oecophylla smaragdjna) in the Malingping area, West Java, Indonesia, oleh Nicolas Cesard, di Thailand dan Filipina, larva dan pupa semut rangrang asia sudah umum di makan. Rasanya creamy. Yang dewasa juga dimakan; dijelaskan rasanya seperti lemon atau creamy atau asam. Di Maliping, spesies lain dari semut kecil di makan. Oecophylla smaragdina digunakan sebagai obat di India. Di daerah Bastiar (Chhattisgarh), semut dewasa digunakan secara langsung untuk pengobatan rematik, sebagai minyak untuk menyembuhkan infeksi perut dan sebagai aphrodisiac.

Oecophylla smaragdina atau semut rangrang, digunakan oleh vadya (tabib) di Baghadih, Longa, Desa Norhi, untuk nyeri sendi, menyembuhkan lesu setelah demam panjang dari penyakit tipus, gastritis dan bronkitis. Untuk nyeri sendi, sarang digoreng dalam minyak Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata) yang digunakan untuk pijat. Untuk mengatasi kelemahan sakit yang berkepanjangan, telur, larva dan pupa digoreng dengan bawang dan dikonsumsi secara teratur. Semut hidup dihaluskan dengan garam, cabe merah dan minyak mustard dan dimakan dengan Botha bhat (nasi basi) untuk mencegah gastritis. 10

Pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional begitu banyak. Kandungan apa yang ada di dalam semut rangrang yang memungkinkan hal ini? Ane sih cuma tau kalau semut rangrang memiliki kandungan protein yang tinggi, lagi-lagi keterbatasan ilmu... heuuuh.  -____-

LUDAH

Aih, cairan yang satu ini, sepertinya sering muncul dalam pengobatan dan ritual sarat mitos. Bahkan dulu saya pernah nonton film pendek tentang kopi mantan istri yang selalu khas, mantap top markotop, sampe mantan suaminya keingetan terus rasa kopi mantan istrinya ini meskipun udah cerai. Ternyata, rahasianya adalah, si wanita ini selalu memberikan se-cuih dua-cuih ludahnya ke dalam mug kopi suaminya. Iuuuh....

Sebagian besar air liur adalah air, tetapi juga mengandung elektrolit, bakteri, virus, jamur, sekresi dari hidung dan paru-paru, sel-sel dari lapisan mulut dan sekitar 500 protein.

Air liur manusia mengandung sejumlah besar protein yang dapat digunakan untuk diagnosis dan berpotensi besar dalam penelitian klinis dan epidemiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Air liur manusia mengandung sejumlah besar protein yang terlibat dalam respon inflamasi dan kekebalan tubuh. 11

Peneliti Prancis mengatakan bahwa mereka telah menemukan pereda rasa sakit alami pada air liur manusia yang beberapa kali lebih potensial dari pada morphin yang digunakan dalam pembelajaran hewan. Para peneliti menamakan penghambat rasa sakit ini sebagai opiorphin, karena bertindak seperti morphin dan pereda rasa sakit opiate lainnya. Penemuan ini dapat menuntun untuk memperbaharui pengobatan rasa sakit karena opiorphin merupakan molekul yang ada secara alami dan cepat di proses, berdasarkan laboran peneliti di Pasteur Institute, Paris. 12

Jadi, kalau terluka, dijilat aja mbak bro, dalam air liur kita ternyata terbukti memiliki zat yang dapat meredakan rasa sakit. Luar biasa ya. 
Tapi, soal air liur yang dicampur dalam air minum... Hmmm...?

 
Yak, sekian intap intip ramuan Nyai Ponjen. Bukan bermaksud macam-macam, hanya ingin mencari ilmu, hehe. Ane sendiri masih sangat terbatas, karena itu sebenarnya post ini hanyalah catatan pencarian saya melalui Mbah Google.


Haha, Mata ne! d(>,<)b

No comments:

Post a Comment