Wednesday, October 15, 2014

My Favorite Things (my version)

This is a classic song from Sound of Music. Lately I'm soo in love with this song after watched Sakamichi no Apollon, and watched this video of Bard Mehldau:




And so, I made up my own lyric of My favorite Things, hehe. I have listened the version of Julie Andrews, and I try to sing my own lyric with her way. Haha, it's haard.


Raindrops on leaves and wavering curtains
Komorebi ( "木漏れ日"/rays of sunlight filtering through leaves) and Angsana's flowers scattering on the road side
Clear puddles reflected the blue sky after rain
These are a few of my favorite things.

Girl's talk and times I spend fangirling with my friends
Chicken noodles and alvocado juices
Smell of the wet land after the rain
These are a few of my favorite things.

Sleep on the balcony on nice sunny weather
Fresh washed laudry and ice-cream colored morning
Crack sound that heard from old wodden floor
These are a few of my favorite things.

When the dog bites, when the bee stings
When I'm feeling sad 
I simply remember my favorite things
And then i don't feel so bad

Fufufu. How is it? Just try to make your own "My favorite things", it's fun! :)

Wednesday, October 8, 2014

Namae? Aah... sou, namae.

Kata orang nama adalah doa. Itu sebabnya sebagian besar orang tua berpikir keras akan bagaimana memberi nama anaknya, atau menyerahkan keputusan itu pada orang yang lebih sepuh seperti nenek, kakek, atau mertua. Gw sendiri mengakui punya nama yg meski bahasa aslinya nggak keren bgt, tapi kalo dikonversi jdi bahasa inggris nama gw jdi kayak julukan peri-peri di Lord of the Ring. Wkwk. Coba aja: The holy helper light. Nah lho. Kalo di anime fantasi, gw pasti tipikal2 kayak Lucus Klaine (gundam seed), yg punya kekuatan utk nyembuhin orang dgn kebijakan dan suara nyanyiannya. Tapi nggak. Gw nggak gitu sama sekali. Suara gw fals. Gw labil. Dan pikiran gw kotor. Hahahah. Tentu saja nama tetaplah doa. Semoga gw bisa menjadi seperti nama gw itu. Ya, seenggaknya gw jadi the helper light bagi sesiapa gitu, nggak perlu skala besar. Klo soal holy mungkin gw udh gagal. Susah jdi orang dewasa yg holy. Almost impossible, gw rasa.
Gw sih tetep lebih seneng dgn nama2 yg punya arti begitu, atau mengikuti nama2 orang hebat, bkn yg asal keren, keliatan internasional, dan susah dibaca. Kasian aja anaknya, klo namanya kepanjangan dan susah disebut. Pas diabsen guru ntar salah mulu. Pas ngisi lembar jawaban UN dia jadi harus lama2 mbuletin namanya.  Dan biasanya, dia punya julukan aneh sbg pengganti namanya. Misal, Rebithazeela, dipanggilnya si Jila, lama2 di plesetin ama temen2 nya jadi si gila. Atau dulu ada kakak kelas gw di sekolah yg namanya panjaang bgt, sampe 6 kata, dan empat kata nama belakangnya jdi akronim, nggak kalah sama singkatan nama partai, dan itulah panggilannya. Kembali lagi sih itu hak perogratif semua orang tua. Semisal gw lagi ngidam film rosalinda, mungkin gw akan memberi nama anak gw Fernando Hose. Tapi nanti mungkin anak gw akan protes sebab gara2 nama itu dia sering disalah pahami: dikira dia orang meksiko ganteng, dikira dia orang beragama ini, dll. Sebaiknyalah nama itu dibuat sebaik baiknya dengan berpikir scr jangka panjang. Muahahah.
Oke, sekian post pagi ini. Emang nggak jelas dan nggak mutu bgt, cuma jari gw pengin ngetik aja tiba2. Ja ne~